Drs Bintang Susmanto Ak MBA CA QIA: Peran Komunikasi dan Informasi Dalam Mempertahankan Kedaulatan Negara Republik Indoneisa

mediatar | 29 March 2025, 09:24 am | 428 views

Drs Bintang Susmanto Ak MBA CA QIA bersama Sukarno SE Ketua DPP AWI – LKN Asta Cita 

Jakarta, 29 Maret 2025. Mediataranews.com :  Ternyata komunikasi dan informasi berperan besar dalan mempertahankan kedaulatan negara. Sejarah telah membuktikan ini. Radio Rimba Raya, salah satu radio bersejarah dari Aceh memainkan peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa Agresi Militer Belanda II. Radio ini beroperasi dari hutan pedalaman Aceh pada akhir tahun 1948 hingga awal 1950, menjadi alat komunikasi penting dalam menyampaikan berita tentang perjuangan Indonesia ke dunia internasional.

Latar Belakang dan Peran Radio Rimba Raya (1948-1950):

1. Situasi Saat Itu (1948-1950):

Pada tahun 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II, menduduki ibu kota Yogyakarta, dan menawan para pemimpin Republik Indonesia, termasuk Soekarno dan Hatta. Belanda mengklaim kepada dunia bahwa Indonesia sudah takluk dan pemerintahan Republik Indonesia telah runtuh.

2. Pendirian Radio Rimba Raya:

Menanggapi situasi kritis ini, para pejuang di Aceh mendirikan Radio Rimba Raya di pedalaman Aceh, tepatnya di Desa Rimba Raya, Kabupaten Bener Meriah. Radio ini didirikan dengan dukungan rakyat Aceh dan alat pemancar yang diselundupkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

3. Peran Strategis Radio Rimba Raya:

Radio Rimba Raya menyiarkan siaran dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, dan Arab.

Siarannya menegaskan dan memberitakan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih ada dan terus berjuang mempertahankan kemerdekaannya.

Radio ini berhasil mematahkan propaganda Belanda dan menyampaikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia belum menyerah dan masih berdaulat.

Informasi dari radio ini mencapai negara-negara Asia, Timur Tengah, dan kawasan lainnya.

4. Dampak Siaran Radio Rimba Raya:

Siaran Radio Rimba Raya menjadi bukti kuat bahwa Indonesia masih ada, yang berpengaruh dalam perundingan internasional, termasuk Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949. Hal ini membantu menguatkan posisi Indonesia dalam perjuangan diplomatik hingga akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.

5. Akhir Perjuangan dan Penghargaan:

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1950, peran Radio Rimba Raya berakhir. Namun, jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dikenang sebagai simbol patriotisme Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Radio Rimba Raya menjadi salah satu bukti nyata bagaimana perlawanan dalam bentuk informasi bisa berperan krusial dalam peperangan. Namanya kini diabadikan sebagai simbol keberanian dan semangat perjuangan rakyat Aceh untuk Indonesia.

Bintang SN

 

*)Sukarno SE Ketua DPP AWI –  Pemred mediataranews. com

Berita Terkait