Raih Penghargaan Program Pendanaan Pembangunan dari Gedung Putih, Fransiskus Faozisokhi Laia Ingatkan Bank Dunia Segera Kucurkan Dana untuk Bangun Nias International Hospital

mediatar | 22 May 2025, 11:07 am | 123 views

Photo : Presiden Direktur Nias International Hospital – FRANK PEKA International Prof. Dr. Fransiskus Faozisokhi Laila, LL, B, LLM, Ph, D.


JAKARTA – Presiden Direktur Nias International Hospital – FRANK PDKS International Prof. Dr. Fransiskus Faozisokhi Laia, LL. B, LLM, Ph.D mendapatkan penghargaan program pendanaan pembangunan atau Development Funding Program Award dari Gedung Putih atau The White House (T.W.H). Pihaknya mengingatkan kepada Bank Dunia agar segera mengucurkan dana untuk mendirikan Nias International Hospital.

“Dengan surat ini, kami mengingatkan Bank Dunia agar mengucurkan dana untuk memberikan hak kepada kami untuk mendirikan Nias International Hospital, atas prestasi kami di bidang kemanusiaan dan kesehatan berdasarkan undang-undang Amerika Serikat bahwa rumah sakit kami berbasis obat tanpa bahan kimia,” ujar Frank, Minggu (18/05/2025).

FRANK PDKS Internasional yang berkedudukan hukum di Indonesia sebagai pihak yang telah disetujui oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Haris pada 5 September 2022. Penghargaan Program Pendanaan Pembangunan Gedung Putih, sebagai penerima dana Bank Dunia berdasarkan Approval World Development Group, pada 14 September 2022.

“Atas usulan kami di bidang kemanusiaan untuk dana pembangunan Nias International Hospital dengan misi kemanusiaan, untuk membantu pasien sakit yang tidak mampu lagi melanjutkan pengobatan baik secara finansial maupun aspek lainnya,” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Frank itu mengungkapkan pihaknya telah mengklaim penghargaan tersebut kepada pihak Bank Dunia untuk memenuhi pembiayaan rumah sakit pertama di dunia yang pengobatannya bersumber langsung dari rempah-rempah alami nusantara. Menurutnya, biaya yang dibutuhkan sebesar € 3,000,000,000.00 atau setara Rp 50 triliun untuk membangun rumah sakit yang menggunakan obat tradisional tanpa bahan kimia.

“Kita butuh Rp 50 triliun, sudah ada persetujuan transfer dana dari Bank Dunia. Perawatan pengobatan Nias International Hospital (NIH) menggunakan semua obat back to nature, tanpa obat kimia. Nias International Hospital didukung oleh 202 negara. Ada tahapan, perencanaan, ini sudah menjadi program dunia. Ini satu-satunya di dunia yang mendapat dukungan pendanaan pembangunannya dari Amerika Serikat,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan bahwa Presiden Bank Dunia Ajaypal Singh Banga dapat segera mencairkan dana kemanusiaan Nias International Hospital dari mantan Presiden Bank Dunia dan mantan Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat untuk Urusan Internasional David Malpass. Demi segera terealisasinya program kesehatan terbesar di dunia dan bagi Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang telah menandatangani persetujuan resmi untuk pembangunan Nias International Hospital secepatnya ditindaklanjuti secara konkret.

“Indonesia sebagai pihak yang telah disetujui oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Devi Harris. Dengan misi kemanusiaan atas proposal kami dalam bidang humanity untuk dana pembangunan Nias International Hospital dengan misi kemanusiaan untuk menolong para pasien yang mengalami sakit yang sudah tidak mampu lagi melanjutkan pengobatannya karena sudah mengalami multi ketidakmampuan, baik dari segi finansial maupun dari segi yang lainnya,” tuturnya.

Ia melanjutkan, dengan surat yang sudah dilayangkan untuk mengingatkan kepada Presiden Bank Dunia untuk mencairkan dana dengan memberikan haknya untuk mendirikan Nias International Hospital atas prestasinya di bidang kemanusiaan dan kesehatan berdasarkan hukum negara Amerika Serikat bahwa Nias International Hospital berbasis no chemical medicine.

“Saya berharap rumah sakit ini berjalan dan terbangun, saya sudah melewati tahapan persetujuan. Kita tidak mau mengecewakan pihak manapun termasuk dunia internasional yang memberikan kepercayaan kepada kita. Supaya tepat sasaran penggunaannya dan dana ini segera diturunkan karena masyarakat membutuhkan. Ini merupakan bagian daripada pemulihan ekonomi pasca pandemi yang kita lakukan ini momentumnya tepat di bidang kesehatan, ekonomi, pertanian, peternakan, perikanan, tourism, konservasi cagar budaya dan lingkungan,” tutupnya.

 

Penulis : Paulus Sidik Budhiadi

Editor : Sukarno DPP AWI

Berita Terkait